Ibu yang Paling Kejam di Dunia

Saya memiliki ibu yang paling kejam di dunia. Ketika anak-anak lain diperbolehkan makan
gula-gula untuk sarapan pagi, saya harus makan sereal, telur atau roti panggang. Ketika anak-anak lain mendapatkan minuman ringan dan gula-gula untuk makan siang,saya harus makan sandwich. Dan seperti yang Anda duga, makan malam saya juga berbeda dengan makan malam anak-anak lain.

Tapi setidaknya, saya tidak sendirian dalam penderitaan saya. Kakak perempuan dan
dua saudara laki-laki saya juga memiliki ibu yang kejam sebagaimana yang saya alami.

Ibu saya selalu ingin tahu di mana kami berada sepanjang waktu. Kami selalu merasa terkekang. Dia harus tahu dengan siapa kami berteman dan kemana kami akan pergi. Dia menegaskan bahwa jika kami berkata akan keluar satu jam, maka kami harus pergi selama satu jam atau kurang dari itu -tidak boleh lebih satu menit pun.

Saya sebenarnya malu mengakui hal ini, tapi dia benar-benar memukul kami. Tidak hanya sekali,tapi setiap kali kami bertindak menurut keinginan dan pemikiran kami. Sabuk itu lebih sering digunakan di bokong kami daripada melingkar di celana ayah. Bisakah Anda membayangkan seseorang yang memukul seorang anak kecil hanya karena dia tidak patuh?  Sekarang Anda bisa membayangkan bagaimana kejamnya dia.


Kami harus memakai pakaian-pakaian yang bersih dan harus mandi. Anak-anak yang lain selalu bisa memakai pakaian mereka selama berhari-hari. Kami seringkali mendapatkan ejekan karenanya,hanya untuk menghemat uang, dia membuat sendiri pakaian-pakaian kami. Mengapa oh mengapa kami harus memiliki ibu yang membuat kami merasa berbeda dengan teman-teman kami?

Dan yang paling mengesalkan adalah ini. Kami harus sudah tidur setiap hari tidak lebih dari pukul 9 malam dan harus bangun sebelum pukul 6 pagi. Kami tidak boleh tidur lebih dari jam itu seperti halnya teman-teman kami.Ketika teman-teman kami masih tidur, kami harus bekerja. Kami harus mencuci piring, merapikan tempat tidur, belajar masak dan berbagai jenis pekerjaan kasar lain. Saya yakin ibuku selalu terjaga setiap malam untuk memikirkan hal-hal buruk untuk dikerjakan kepada kami.

Dia selalu menginginkan kami untuk berkata jujur, sejujur-jujurnya, apa pun resikonya, walaupun harus mengorbankan nyawa kami.

Ketika kami menginjak remaja, dia lebih bijak, dan kehidupan kami menjadi lebih mudah.
Tapi tidak untuk urusan pacaran. Ketika teman-teman lain boleh berpacaran ketika menginjak usia 12-13 tahun, ibu saya yang kolot tidak memperbolehkan saya sehingga saya menginjak usia 15 - 16 tahun, dan itu pun hanya kalau ada acara di sekolah.

Selama bertahun-tahun tidak banyak yang berubah. Kami tidak bisa berbaring di tempat tidur untuk "sakit" seperti teman-teman sehingga bisa bolos sekolah. Jika teman kami sakit gigi, atau sakit-sakit yang lain, mereka dapat tidak masuk sekolah.  Nilai kami harus lebih dari rata-rata.  Buku raport teman-teman memiliki warna-warna yang indah, hitam untuk lulus, merah berarti gagal. Ibu saya hanya puas jika nilai-nilai saya ditulis dengan tinta hitam yang jelek itu.

Seiring dengan berjalannya waktu, satu per satu diantara kami dipermalukan. Kami diharuskan lulus
dari sekolah menengah. Kami tidak boleh menikmati kesenangan untuk drop out dari sekolah.

Ibu saya benar-benar gagal menjadi seorang ibu. Dari empat anak, dua diantaranya harus masuk perguruan tinggi. Tidak ada diantara kami yang pernah ditahan, bercerai atau dianiaya oleh pasangan. Dua saudara laki-laki kami menghabiskan waktunya untuk mengabdi pada negeri ini. Lalu siapa yang harus disalahkan untuk semua ini? Benar, ibu kami yang kejam itu. Perhatikan hal-hal yang tidak kami nikmati. Kami tidak pernah terlibat dalam demonstrasi, tidak pernah turut serta dalam kerusuhan, dan hal-hal lain yang dilakukan teman-teman kami.

Dia memaksa kami untuk takut kepada Tuhan, menjadi orang yang terdidik dan jujur. Dan menggunakan latar belakang seperti ini, saya berusaha membesarkan ketiga anak saya. Saya bangga ketika anak-anak saya menyebut saya kejam.

Karena itu saya berterima kasih kepada Tuhan, Dia telah memberi saya ibu paling kejam di dunia.

0 Response to "Ibu yang Paling Kejam di Dunia"

Posting Komentar